Sabtu, 21 November 2009

Dilema di kampus ku

Posted on 10.09 by Kiki

Wah wah wah hem hem hem ANEH. Itulah kata yang terucap pertama kali saat melihat pengajian di kampus tercintaku. Pihak kampus yang mendatangkan Habib Syaikh bin Abdul Qadir Assegaf Hafidzahullah yang mungkin untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Azza Wa Jalla. Mungkin sekilas acara-acara seperti itu bagus. Eeeeitzzzz ntar dulum kalo cuma sekilas mah semua bagus tul gag? Coba kita lihat apa isi dari pengajian yang diberi judul "Amikom Bersholawat".

Berikut petikan dari http://amikom.ac.id/index.php/main/berita/amikom-bershalawat-bersama-habib-syech-bin-abdul-q

"Dalam kesempatan ini ikut pula hadir Prof. M. Suyanto, MM, ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta dan Drs. M. Khalis Purwanto, MM, ketua Yayasan AMIKOM. Dalam sambutanya Prof. Yanto menyampaikan uncapan terimakasih atas kehadiran para peserta AMIKOM Bershalawat. Prof. Yanto juga menyampaikan pentingnya acara ini guna kembali mengenalkan Nabi Muhammad SAW agar para umatnya tidak melupakan ajaran-ajaran Beliau yang sangat agung."


Lom ada yah salahnya dimana? Neh kutipan dari sumber yang sama juga.


"STMIK AMIKOM Yogyakarta kembali mengadakan acara “AMIKOM Bershalawat” pada Kamis malam (19/11). Bertempat di lapangan basket STMIK AMIKOM Yogyakarta, para warga dari berbagai kelompok pengajian dan umum serta para civitas STMIK AMIKOM Yogyakarta bersama-sama mengikuti acara shalawat yang dipimpin langsung oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf, pengasuh Majelis Shalawat Ahbabul Mustofa Solo. Dalam acara ini diiringi musik Hadrah dari kelompok Hadrah dari Ahbabul Mustofa Yogyakrta."


  1. Apakah Nabi Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wassalam mengajarkan bermusik? Bahkan membolehkannyapun tidak. Sudah banyak hadits-hadits yang telah jelas pelarangan bermusik.
  2. Apakah belum sampai kepada mereka hadits yang melarang mengagung-agungkan (Ghuluw) terhadap Nabi Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wassalam?
  3. Apakah boleh berbaur lelaki dan wanita tanpa hijab (Ikhtilat)?
  4. Apakah Nabi Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wassalam mengajarkan zikir berjama'ah?
  5. Apakah sholawat-sholawat yang mereka gembar-gemborkan itu sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wassalam?
  6. Apakah mereka tidak takut akan adzab yang Allah Azza Wa Jalla berikan hingga membuat perkara baru yang Nabi Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wassalam tidak ajarkan?
  7. Apakah mereka lebih tau tentang Al-Qur'an dan islam melebihi Nabi Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wassalam sehingga membuat perkara-perkara yang Beliau Sholallohu 'Alaihi Wassalam tidak ajarkan?
  8. Apakah belum sampai pada mereka Surat Al-maiidah ayat 3 yang menerangkan bahwasannya agama islam sudah sempurna sejak dulu kala?

Konsekuensi Dan Tanda-Tanda Cinta Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

1. Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan adanya pengagungan, memuliakan, meneladani beliau dan mendahulukan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas segala ucapan makhluk serta mengagungkan Sunnah-sunnahnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesung-guhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al-Hujuraat: 1]

2. Mentaati apa yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan.
Allah memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah untuk taat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena dengan taat kepada beliau menjadi sebab seseorang masuk Surga. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.” [An-Nisaa': 13]

3. Membenarkan apa yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berkata menurut hawa nafsunya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [An-Najm: 3-4]

4. Menahan diri dari apa yang dilarang dan dicegah oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“...Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” [Al-Hasyr: 7]

5. Beribadah sesuai dengan apa yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam syari’atkan, atau dengan kata lain ittiba’ kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
.
Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengajarkan ummat Islam tentang bagaimana cara yang benar dalam beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan semuanya. Oleh karena itu, ummat Islam wajib ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mereka mendapatkan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kejayaan dan dimasukkan ke dalam Surga-Nya.

Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hukumnya adalah wajib, dan ittiba’ menunjukkan kecintaan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” [Ali ‘Imran: 31]

Berkata Imam Ibnu Katsir Rahimahulah (wafat th. 774 H): “Ayat ini adalah pemutus hukum bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah namun tidak mau menempuh jalan Rasululla Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka orang itu dusta dalam pengakuannya tersebut hingga ia mengikuti syari’at dan agama yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan dan perbuatannya.” [7]

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat. [8]

No Response to "Dilema di kampus ku"

Leave A Reply