Rabu, 26 Agustus 2009
Perselisihan Umat
PERSELISIHAN UMATKU ADALAH RAHMAT
إختلاف أمتي رحمة . ( لا أصل له ) _ ولقد جهد المحدثون في أن يقفوا له على سند فلم يوفقوا ( انظر شرحا مطولا في الكتاب عن قضية الاختلاف الشديد الواقع بين المذاهب ) – التخريج : لا أصل له
Perkataan ini dibawakan oleh Imam Nashr Al Maqdasy dalam Al Hujjah dan Imam Al-Baihaqy dalam Ar-Risaalatul Asy’ariyyah tanpa sanad.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Al-Hadits Ad-Dha’ifah no. 57, mengatakan hadits ini tidak ada asalnya. Para muhaddits (ahli hadits) sudah berusaha keras untuk mendapatkan sanad hadits ini tetapi mereka tidak mendapatkannya.
Oleh karena itulah, Al-Munaawy menukil dari Imam As-Subky bahwa beliau menyatakan, ucapan ini tidak dikenal dikalangan para muhaddits, dan saya tidak menemukan untuknya sanad yang shahih, tidak pula sanad yang lemah dan tidak pula sanad yang palsu. Dan hal ini disetujui oleh Syaikh Zakariya Al-Anshory dalam ta’liq (komentar) beliau terhadap kitab Tafsirul Baidhowy.
Makna hadits inipun diingkari oleh para ulama peneliti. Al-Allamah Ibnui Hazm berkata dalam kitabnya Al-Ihkam fii Ushulil Hikam Juz V/hal 64“Ini adalah ucapan yang paling rusak. Kerena kalau perselisihan itu rahmat, tentu kesepakatan itu sesuatu yang dibenci dan tidak ada seorang muslimpun yang mengatakan demikian. Yang ada hanya kesepakatan atau perselisihan, rahmat atau dibenci.” setelah beliau mengisyaratkan bahwasanya ucapan itu bukan hadits : Di tempat lain beliau mengatakan : “Batil dan Dusta”.
Sesungguhnya diantara sebagian dampak buruk dari hadits ini bahwa banyak dari kaum muslimin menyetujui perbedaan pendapat yang sangat tajam diantara madzhab yang empat. Mereka tidak berupaya sama sekali untuk kembali kepada AL-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih sebagaimana hal ini telah diperintahkan oleh imam-imam mereka sendiri semoga Allah meridhai mereka. Bahkan mereka berpendapat bahwa madzhab-madzhab Imam radhiyallahu’anhum tersebut sebagai syariat-syariat yang bermacam-macam. Mereka mengatakan demikian, padahal mereka tahu bahwa pertentangan dan kontradiksi itu tidak mungkin dipadukan kecuali dengan menolak sebagian yang bertentangan dengan dalil dan menerima yang lain sesuai dengan dalil. Tetapi hal ini tidak mereka lakukan ! dengan ini mereka telah menisbatkan kepada syariat akan adanya kontradiksi. Ini merupakan bukti satu-satunya bahwa pertentangan bukanlah dari Allah Subhanahu wata’ala apabila mereka memperhatikan firman Allah :
Artinya : “Kalau sekiranya Al-Qur’an bukan dari Allah niscaya mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya”. (An-Nisaa’:82)
Ayat diatas menyatakan dengan tegas bahwa pertentangan bukan dari Allah. Maka tidaklah benar menjadikan pertentangan sebagai syariat yang diikuti atau rahmat yang turun.
Disebabkan hadits (yang tidak ada asalnya) ini dan yang lainnya, kebanyakan kaum muslimin setelah Imam yang empat terus menerus sampai hari ini bertentangan dalam banyak masalah, baik masalah aqidah maupun muamalah.
Dan kesimpulannya : “Sesungguhnya ikhtilaf (perpecahan) itu tercela dalam syariat. Maka wajib berusaha untuk menuntaskan darinya sebisa mungkin, dikarenakan pertentangan itu merupakan salah satu sebab kelemahan umat ini”.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
Artinya : “Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu“. (Al-Anfal : 46)
Sumber :
1. Jurnal Islamy Al-Atsariyyah, vol 04/Th.I/1427 H/2006 M, hal. 44, Rubrik Ensklopedia Hadits Lemah.
2. Majalah Salafy, edisi XVII/Muharram/1418/1997, hal. 17, Rubrik Mabhats.
No Response to "Perselisihan Umat"
Leave A Reply